Jumat, 12 Juli 2013

Ke Borobudur Aku kan Kembali

Jika tidak mau repot,  jangan sekali-kali datang ke Borobudur sore hari. Selain obyek wisata Borobudur sudah ditutup, sulitnya mencari tempat penginapan juga menjadi persoalan tersendiri.Bagi orang yang suka malu-malu kucing jangan harap bisa mendapatkan panduan atau informasi mengenai tempat penginapan di Borobudur , sebab di sana miskin papan informasi mengenai tempat penginapan.
Halaman dalam penginapan



Celakanya pemandu wisata seperti tukang ojek, tukang becak dan lain-lain sering memanfaatkan kebingungan kita dengan mengantarkan ke suatu tempat tujuan dengan tarif yang cukup mahal. Jarak yang hanya beberapa meter abang becak bisa minta tarif Rp10.000. padahal pada umumnya tidak lebih dari tiga ribuan. Satu-satunya cara adalah ditawar. 

Pintu Gerbang Penginapan
Sebenarnya banyak sekali tempat penginapan yang tersedia di Borobudur hanya tinggal pilih mulai dari yang seadanya sampai yg rada lumayan buat tidur, mulai dari yg dekat dengan lokasi candi atau yang agak jauh dari lokasi candi Borobudur. Penginapan "Lumintu" terkesan bersih, para pegawainya sangat bersikap ramah, hanya sayang lokasinya agak jauh dengan pusat keramaian. Akhirnya saya putuskan untuk menginap di sebuah tempat: Penginapan Adrian, lokasinya berdampingan dengan candi Borobudur, hanya tinggal potong jalan sampailah di pelataran parkir bis Borobudur. Ketika kami datang seorang bapak berkacamata  menyambut  layaknya menyambut tamu, bukan mangsa. Beliau memberikan gambaran tarif kamarnya. Ada yang duaratusan ribu sampai 400.000. Lumayan bersih kamarnya sih, ada TV, AC, kamar mandi, tempat tidur lebar jika kurang diberikan tambahan tikar. Tapi untuk yang dua ratus ribu jangan protes minta ac ya!
Pelataran Parkir Borobudur dekat dengan penginapan Ardian

Malam hari di Borobudur ternyata sangat ramai. Ketika hendak mencari kebutuhan seperti obat, makanan, dsb. semua mudah didapat. Harga-harga relatif standar, bahkan ada toko besar yang harga-harganya lumayan miring.
Apotik di Borobudur